Sunday, October 25, 2015

CONTOH ASKEP ASMA



 
KATA PENGANTAR

        Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa karena dengan rahmat dan inayah-nyalah sehingga makalah yang berjudul asma dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
            Tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih  atas semua pihak yang telah membantu baik itu berupa sumbangsih pemikiran , materi maupun tenaga.
            Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini tentunya jauh dari kesempurnan oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah kami berikutnya.
            Semoga makalah kami ini memberikan manfaat bagi para pembaca terutama bagi kami sendiri .








DAFTAR   ISI
Kata pengantar                                    ……………………………………………………
Daftar isi                                             ……………………………………………………

Bab  I :   Konsep Medik
A.      Pengertian                    ……………………………………………………
B.      Etiologi                         ……………………………………………………
C.      Stadium Asma
D.      Manifestasi klinik         ……………………………………………………
E.       Test diagnostic             ……………………………………………………
F.       Therapy                        ……………………………………………………
Bab   II :   Konsep Keperawatan
A.        Pengkajian                   ……………………………………………….........
B.        Diagnoasa keperawatan……………………………………………………
C.        Intervensi                    …………………………………………………….
D.        Evaluasi                       …………………………………………………….
Bab III  :    Penutup
A.      Kesimpulan                 ……………………………………………………..
B.      Saran                           ……………………………………………………..
Daftar Pustaka                                    ……………………………………………………..







BAB  I
KONSEP MEDIK
A.   PENGERTIAN
Asma merupakan penyakit dengan karakteristik meningkatnya  reaksi trakea dan broncus oleh berbagai macam pencetus disertai dengan timbulnya penyempitan saluran napas .

B.   ETIOLOGI
Diduga penyebab asma belum jelas , yang memegang peran utama adalah reaksi berlebihan dari trakea dan bronchus karena adanya hambatan sebagian system adrenergik , kurangnya enzim adeniksiklase dan meningkatnya tonus parasimpatik sehingga terjadi spasme bronchus .faktor lain mencangkup factor genetik, biokimia, saraf otonom ,imunologis, infeksi ,endokrim sikologis dan lingkungan.

C.  STADIUM ASMA
STADIUM    I
Waktu terjadinya edema dinding bronchus ,batuk, paroksismalkarena iritasi dan batuk kering.sputum yang kental dan mengumpul merupakan benda asing yang merangsang batuk.
STADIUM II
Sekresi brochus bertambah banyak dan batuk dengan dahak yang jernih dan berbusa. Pada stadium ini akan mulai merasa sesak napas, berusaha bernapas lebih dalam. Ekspirium memanjang dan terdengar,mengi.Tampak otot napas tambahan turut bekerja terdapat gelisah dan pucat ,sianosis sekitar mulut .toraks membentuk kedepan dan lebih bulat serta bergerak lambat pada pernapasan .

STADIUM III
Obstruksi atas spasme bronkus lebih berat ,aliran udara sangat sedikit sehinga suara nafas hamper tidak terdengar.Stadium ini sangat berbahaya karena sering disangka ada perbaikan ,jaga batuk seperti ditekan .pernapasan dangkal tidak teratur dan frekuensi nafa yang mendadak meninggi.

D. MANIFESTASI  KLINIK
Keluhan :napas berbunyi
·               Sesak .
·               Batuk
Tanda fisik
Keadaan umum : kompos mentis
·               Cemas /gelisah ,panic berkeringat.
·               Nadi meningkat , tekanan darah meningkat .
·               Sianosis .
·               Otot – otot pernapasan Bantu hipertrofi .
·               Frekuensi pernapasan meningkat
·                
E.   TES DIAGNOSTIK
Ø   Laboratorium .
Ø   Eosinofil darah yang meningkat >250 /mm3.
Ø   Analisa gas darah pada status asmatikus.
Ø   Radiologi :tidak adanya tanda – tanda yang has .
Ø   Faal paru :Menurunnya FEEVI.
Ø   Uji kulit :untuk menunjukkan adanya alergi.
Ø   Uji provokasi bronchus :dengan inhalasi histamine ,asetilkolin .alergen.

F.   PENGOBATAN
-          Pengobatan medika mentosa :
§    Bronkodilator.
§    Golongan adrenergic.
§    Golongan methylxanthine.
§    Golongan antikolenergik.
§    Antihistamin
§    Kortikosteroid.
§    Antibiotika.
§    Expektorania’
      -   Diluar serangan                  
§    Disodium chromoglucate.
§    ketotifen.

-   Pengobatan non medikamentosa
Waktu srangan :
·               Pemberian o2.
·               Pemberian cairan.
·               Drainase postural.
·               Menghindari paparan allrergen.
Diluar serangan :
·         Pendidikan .
·         Imuno theapy.
·         Pelayanan atau control emosi.















BAB  II
KONSEP KEPERAWATAN
A.          PENGKAJIAN
Ø   Pernapasan
Napas pendek : Adanya wheezing, adanya retraksi Tachipnea, batuk kering, rongchi,
Ø   Cardiovaskuler
Tachicardi
Ø   Neurologis
Kelelahan, ansietas, sulit tidur.
Ø   Integumen
Cianosis, pucat.
Ø   Psikososial.
Tidak kooperaif selama perawatan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1, Gangguan pertukaran gas b/d konsrtriksi bronkus .
2.kelelahan b/d hipoksia
3.Perubahan ststus nutrisi kurang dari kebutuhan b / d distress GI
Resiko kekurangan cauran tubuh b/d hilangnay cairan melalui sluran pernapasan
5. kurang pengetahuan b/d perawtan rumah (homecare)


INTERVENSI
NDX 1
Kriteria evaluasi
Klien akan menunjukkan perbaikan pertukaran gas ditandai dengan tidak adanya wheezing .
INTERVENSI
RASIONAL
1Dorong klien untuk latihan batuk dan teknik napas dalam setiap 2 jam,instruksi untuk mengambil 3-4 kali napa dalam ,kemudian batukkan dalam posisi duduk.
2.suction jika perlu
3.Lakukan pisioterapi
4.beri posisi high fowler
5.siapkan O2 kalau perlu
1.batuk membantu membersihkan mucus dari parudan napas dalam memperbaiki oksigenas.posisi duduk dapat memudahkan untuk batuk.
2.Membantu mengeluarkan sekretnya karena sekretnya tidak dapat  keluarkan oleh anak sendiri.
3.Membantu mengeluarkan sekresi, meningkatakan ekspansi paru
4. mengembangakn ekspansi paru.
5. memperbaiki oksigen dan mengurangi sekresi.





NDX II
Kelelahan b/d hypoxia
Kriteria evluasi
Klien akan menunjukan penurunan kelelahan ditandai dengan penurunan agitasi, tidak ada gangguan tidur tidak ada tanda-tanda distress pernapasan, peningkatan kemampuan dalam beraktifitas.
INTERVENSI
RASIONAL
  1. Kaji tanda-tanda hypoxia / hipercapnea: kelelahan, gitasi, glnosis, peningkatan HR, peningkatan RR.
  2. baringkan klien dalam posisi supinasi dengan kepala 45.
  3. berikan waktu istirahat dan lingkungan yang tenang.

  1. deteksi dini untuk mencegah hypoxia/hypercapnea mencegah keletihan lebih lanjut
  2. meningkatakan kemampuan ekspansi paru, memperbaiki oksigennasi, menurukan kelelahan.
  3. meningkatakan aktifitas klien, meningkatakan perbaikan pernapasan, menurunakan keletihan.






NDX III
Perubahan status nutrisi (kurang dari kebutuhan)b/d distress GI
 Kriteria evaluasi:
Klien akan menunjukan penurunan distress GI ditandai dengan; penurunan neusia dan Vomiting, adanya perbaikan nutrisi/ intake.
INTERVENSI
RASIONAL
  1. sajikan porsi makanan kecil tapi sering 5-6 kali sehari dengan makanan yang disukainya.
  2. sajiakn makanan halus, rendah lemak, gunakan warna.
  3. hindari makanan yang dapat menyebabkan alergi.
  1. makanan kecil tapi sering menyediakan energi yang dibutuhkan, lambung tidak terlalu penuh, sehingga memberikan kesempatan ntuk penyerapan makanan.
  2. makanan berbumbu dan tidak berlemak dapat meningkatkan distess pada GIsehingga sulit untuk dicerna.
  3. dapat menimbulkan serangan akut pada klien yang sensitive.





NDX IV
Resiko kekurangan cairan tubuh b/d hilangnya cairan melalui saluran penapasan.
Kriteria evaluasi
Klien dapat mempertahankan filtrasi yang adekuat ditandai dengan turgor kulit baikautput 1-2 ml/kg/jam.
INTERVENSI
RASIONAL
  1. Kaji turgor kulit monitor urine output setiap 4jam.
  2. dorong klien untuk minum meminimal 2500 cc/hari
  1. untuk mengetahui tingkat hidrasi dan kebutuhan cairannya.
  2. klien membutuhkan cairan yang cukup untuk mempertahankan hidrai dan keseimbangan asam basa untuk mencegah syok.


NDX V
Kurang pengetahuan b/d perawatan rumah (home care).
Criteria evaluasi
Klien dan orang tua akan menunjukan/memahami tentang instruksi perawatan rumah.
INTERVENSI
RASIONAL
  1. jelaskan fisiologi kondisi klien dan orang tua.
  2. berdasarkan riwayat kesehatan klien, jelaskan tentang factor-faktor yang dapatmenimbulkan serangan allergen, infeksi, latihan, perubahan cuaca dan stress,.
  3. jelakan pada klien dan keluarga tanda dan gejala dari infeksi saluran pernapasan termasuk demam, distress pernapasan , wheezing tachipnea.
  4. jelaskan pada klien dan keluarga tentang pentingnya minum obat/ serta efek samping obat tersebut
  1. dapat mendorong klien dan orng tua untuk bekerja sama selama proses pengobatan.
  2. menurunkan serangan yang akan datang
  3. diteksi dini dan perwatan pada infeksi saluran pernapasan dapat mencegah/ mengurangi distress yang berhubungan dengan serangan asma.
  4. beberapa obat dapat menyebabkan fluktuasi  TD, dan mengontrol serangan asma.

D.   EVALUASI
            Hasil yang diharapkan  
1.      menunjukkan perbaikan pertukaran gas.
2.      menunjukan penurunan kelelahan.
3.      menunjukan penurunan distress GI.
4.      mempertahankan filtrasi yang adekuat.
5.      menunjukan/memahami tentang instruksi perawatan rumah




BAB  III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Asma merupakan penyakit dengan karakteristik meningkatnya  reaksi trakea dan broncus oleh berbagai macam pencetus disertai dengan timbulnya penyempitan saluran napas .
Diduga penyebab asma mencangkup factor genetik, biokimia, saraf otonom ,imunologis, infeksi ,endokrim sikologis dan lingkungan.
Manifestasi klinik  :
·               Sesak .
·               Batuk
Tanda fisik
Keadaan umum : kompos mentis
·               Cemas /gelisah ,panic berkeringat.
·               Nadi meningkat , tekanan darah meningkat .
·               Sianosis .
·               Pengobatan medika mentosa :
§    Bronkodilator.
§    Golongan adrenergic.
§    Golongan methylxanthine.
§    Golongan antikolenergik.
Pengobatan non medikamentosa
Waktu srangan :
·               Pemberian o2.
·               Pemberian cairan.
·               Drainase postural.
·               Menghindari paparan allrergen.
PENGKAJIAN
Ø   Pernapasan
Napas pendek : Adanya wheezing, adanya retraksi Tachipnea, batuk kering, rongchi,
Ø   Cardiovaskuler
Tachicardi
Ø   Neurologis
Kelelahan, ansietas, sulit tidur.
Ø   Integumen
Cianosis, pucat.
Ø   Psikososial.
Tidak kooperaif selama perawatan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1, Gangguan pertukaran gas b/d konsrtriksi bronkus .
2.kelelahan b/d hipoksia
3.Perubahan ststus nutrisi kurang dari kebutuhan b / d distress GI
Resiko kekurangan cauran tubuh b/d hilangnay cairan melalui sluran pernapasan
5. kurang pengetahuan b/d perawtan rumah (homecare)

EVALUASI
            Hasil yang diharapkan  
1.      menunjukkan perbaikan pertukaran gas.
2.      menunjukan penurunan kelelahan.
3.      menunjukan penurunan distress GI.
4.      mempertahankan filtrasi yang adekuat.
5.      menunjukan/memahami tentang instruksi perawatan rumah
B.   Saran
            Sebaiknya  Pembuatan makalah ini waktunya diperpanjang sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini kearah yang lebih baik lagi.














DAFTAR PUSTAKA
           
           

CONTOH PENYULUHAN DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD )



PRE PLANNING
PENYULUHAN DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD )

I     Latar belakang

Demam berdarah atau dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah  penyakit demam  akut  terutama menyerang pada anak disertai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan shock yang dapat  menyebabkan kematian . Penyebab penyakit ini adalah  virus dengue yang sampai sekarang dikenal ada 4 tipe ( tipe 1, 2, 3, 4 ) yang termasuk dalam group B arthropod borne virus (arbovirus)
Penyakit Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegipty dan Aedes albopictus.Kedua nyamuk ini terdapat hampir diseluruh pelosok Indonesia.
      Hasil pengumpulan data  menunjukkan bahwa vektor  yang paling banyak adalah nyamuk sebanyak 35,26 %  dan kebersihan lingkungan  tempat tinggal sebanyak  40 %. Dan dari kondisi  di atas potensial menyebabkan terjadinya penyakit demam berdarah dengue.
Penyuluhan kesehatan  tentang Demam berdarah  merupakan salah satu alternatif  untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat  tantang pentingnya pencegahan  dini terhadap penyakit demam  berdarah.
II.   TUJUAN.
Tujuan Umum:
Setelah diberikan  penyuluhan tentang penyakit demam berdarah  masyarakt dapat memahami  tentang penyakit demam berdarah
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan  tentang Demam berdarah  masyarakat diharapkan dapat :
1.       Menyebutkan pengertian Demam berdarah
2.       Menyebutkan tanda – tanda demam berdarah
3.       Menyebutkan cara penyebarannya dan penyebabnya
4.       Menjelaskan cara pertolongannya
5.       Menjelaskan cara pencegahan demam berdarah.

III.   SASARAN

Sasaran dalam kegiatan penyuluhan ini adalah  masyarakat Dusun Bontokanang

IV.  STRATEGI PELAKSANAAN

Metode   : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi

Media     : Flip chart, Leafleat

Materi   : Terlampir

Waktu dan Tempat  :

      Hari / tanggal: Kamis / 06 November 2003

Waktu              : Pukul 20.30 btawi
Tempat             : Masjid Raodatul Iman
Alokasi waktu   :
·         Pendahuluan 5 menit
·         Penyampaian 30  menit
·         Penutup 5 menit

V.   Evaluasi

Struktur :
·         Pre planning
·         Undangan
Proses
·         Masyarakat dapat bekerjasama  dengan mahasiswa
·         Peserta dapat mengerti maksud penyuluhan
·         Peserta terlibat aktif dalam  penyuluhan
·         Peserta menunjukkan  minat terhadap penyuluhan
·         Peserta memberikan respon verbal dan non verbal terhadap materi yang disampaikan.
Hasil
·         50 % masyarakat yang diundang hadir
·         55% peserta yang hadir berperan aktif  dalam penyuluhan

Susunan organisasi

Penanggung jawab : Tineke,S.Kep
Pemberi materi        : Reytha, S.Kep
Fasilitator                :Megawati, S.Kep., Sanghati, S.Kep., Haerunnisa,S.Kep
 Abdul Syukur, S.Kep.,  Nurlaela, S.Kep., Anwar Hafid, S.Kep
Observer                 : Ramlah, S.Kep., Herawati, S.Kep,
Perlengkapan          :Sri Wahyudiningsih, S.Kep., Reytha VR, S.Kep























SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Cabang Ilmu      : Keperawatan Komunitas
Materi               : Demam Berdarah Dengue
Tempat             : Masjid Raodatul Iman
Hari/Tanggal      : Rabu 06 November 2003

A.      Tujuan
1.       Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan masyarakat akan memahami, mengetahui dan mengerti tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan keluarga dan masyarakat akan :
1.       Meningkatkan pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang DBD, mengenaii ( Pengertian, cara penularan, cirri dan sifat nyamuk aedes aegypti, penanganan dini dan pencegahan)
2.       Menyadarkan keluarga pentingnya kebersihan diri dan prilaku hidup sehat.
3.       Mencegah terjadinya kejadian berulangnya penyakit DBD. 
B.      Sasaran
Sasaran dalam kegiatan penyuluhan ini adalah keluarga masyarakat Dususn Bontokanang.
C.     Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
D.     Sarana/Media
Sarana yang digunakan adalah leafleat, flip chart,
E.      Materi
Terlampir
F.      Evaluasi
Pada akhir kegiatan penyuluhan ini, penyaji memberikan kesempatan bertanya kepada peserta/sasaran dan diberikan kesempatan untuk mengemukakan hal-hal sehubungan dengan penyalkit diare, selain itu penyaji memberikan pertanyaan terbuka tentang materi yang diberikan.
G.     Daftar Pustaka
§  Hudak & Gallo, Keperawatan Kritis Volume II, EGC Penerbit buku Kedokteran, Jakarta 1996.
§  Suriadi, SKp, Rita Yuliani, SKp,  Buku Pegangan Praktek Klinik Asuhan Keperawatan Anak  Edisi 1, PT Fajar Interpratama, 2001.
§  Tim Pengelola UPK Tingkat Pusat, Buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, Edisi  XVI, 1999
§  Dinas Kesehatan Prop.Sulsel, Pedoman Penyuluhan Demam Berdarah Dengue (DBD)Bagi Petugas Puskesmas, 2002



















DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD )

I.    Pengertian

Demam berdarah  adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan ditularkan nyamuk Aedes aegipty dan aedes albopictus dengan gejala utama  adalah demam dan menifestasi perdarahan  pada kulit ataupun pada bagian tubuh lainnya  yang bertendensi menimbulkan renjatan  dan dapat berlanjut dengan kematian.
Penyakit DBD belum ada obatnya. Pertolongan utama yang dapat dilakukan adalah memeberi minum sebanyak mungkin atau memberikan infus, dapat juga di berikan obat penurun panas dan atau kompres dingin.

II.   Cara penularan penyakit Demam Berdarah

  1. Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina.
  2. Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit/ menghisap darah orang :
    • Sakit demam berdarah Dengue (DBD),
    • Tidak sakit DBD tetapi didalam darah terdapat virus dengue.
  1. Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar keseluruh tubuh nyamuk aedes aegypti termasuk kelenjar liurnya.
  2. Bila nyamuk tesebut mrnggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan  bersama air liurnya nyamuk.
  3. Bila orang lain yang ditulari  itu tidak memiliki kekebalan, umumnya anak – anak, maka segera akan menderita penyakit Demam berdarah dengue (DBD)
  4. Nyamuk Aedes Aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan penyakit DBD kepada orang lain.

III.     Daur Hidup Nyamuk Aedes Aegypti

·         Nyamuk betina meletakkan telurnya di dinding tempat penampungan air atau barang-barang bekas yang memungkinkan air tergenang sedikit di bawah permukaan
·         Tiap dua hari nyamuk betina menghisap darah manusia untuk mematangkan telur dalam tubuh nyamuk
·         Perkembangan dari telur sampai menjadi nyamuk memerlukanwaktu 7-10 hari.
·         Umur nyamuk betina bias mencapai 2-3 bulan.

IV.  Ciri dan sifat – sifat nyamuk Aedes  aegypti

  • Badannya kecil dengan berwarna hitam dan belang – belang (loreng) putih
  • Berkembang biak di tempat penampungan air dan barang – barang bekas yang yang memungkinkan air tergenang, misalnya bak mandi, WC, tempayan, drum, tempat minum burung, vas bunga, pot tanaman air, kaleng bekas, botol bekas, plastik bekas dll.
  • Nyamuk aedes aegypti  tidak dapat berkembang biak di selokan / got, kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah.
  • Biasanya menggigit (menghisap darah) pada pagi hari sampai sore hari sekitar pukul 06 – 10 pagi dan pukul 16 – 18 sore
  • Mampu terbang sampai sejauh 100 meter

V.  Tanda – Tanda Penyakit DBD

  1. Mendadak panas tinggi selama 2 – 7hari, tampak lemah dan lesu suhu badan Antara 38 C sampai 40  C atau lebih.
  2. Tampak bintik – bintik merah pada kulit seperti bekas gigitn nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler dikulit. Untuk membedakannya kulit direnggangkan.Bila bintiuk merah itu hilang berarti bukan penyakit DBD.
  3. Kadang – kadang terjadi perdarahan dihidung (mimisan)
  4. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah
  5. Kadang – kadang nyeri ulu hati karena terjadinya perdarahan dilambung.
  6. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat.Bila tidak segera ditolong  di rumah sakit dalam 2 –3 hari dapat meninggal dunia.

VI.    Pertolongan Pertama Penderita DBD

  1. Beri minum sebanyak – banyaknya ( 2 – 2,5 liter ./ 24 jam) dengan air yang sudah dimasak,susu, sirup dan teh atau air minum lainnya
  2. Memberikan obat penurun panas.
  3. Kompres dengan air hangat bila terjadi demam
  4. Istirahat di tempat tidur
  5. Bila terdapat tanda–tanda positif DBD segera bawa ke puskesmas, bidan, perawat dll
VII.  Pencegahan Deman berdarah Dengue.
Untuk mencegahpenyakit DBD, nyamuk penularnya harus di berantas karena vaksin pencegahannya belum ada. Cara yang paling tepat untuk memberntas nyamuk aedes aegepty adalah memberantas jentik nyamuk dan membersihkan tempat berkembang biaknya atau pemberantasan sarang nyamuk dengan cara :
  • Memelihara  lingkungan agar tetap bersih  dan cukup sinar matahari
  • Melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu :
    • Menguras tempat penampungan air/bak mandi setiap 1 minggu
    • Mengubur kaleng – kaleng bekas
    • Menutup rapat – rapat tempat penampungan air.
    • Membersihkan selokan agar dapat mengalir dengan lancar.
  • Tidak membiarkan baju – baju tergantung dan memasang kelambu
  • Pemberian bubuk abate pada tempat – tempat penampungan air yang sulit dikuras.





























PRE PLANNING KESLING
DUSUN BONTO KANANG DESA PA’RASANGAN BERU

  1. Latar belakang.
Sehubungan dengan POA tanggal   oktober 2003, salah satu upaya kegiatan keperawatan komunitas yang dilakukan oleh mahasiswa PSIKA TK Universitas Hasanuddin. Berdasarkan pemasalahan yang menjadi proritas pada preskoring. Dusun Bonto kanang  Desa Pa’rasangan Beru, Kab. Galut, yaitu kesling.
Salah satu bentuk implementasi kesling adalah penyuluhan tentang kesling yang dirangkai dengan kegitaan Jum’at bersih.
Mengacu pada permasalahan diatas maka diharapkan peran aktif masyarakat dalam memjawab dan mengatasi permasalahan tersebut.
  1. Tujuan Umum.
Diharapkan warga masyarakat Dusun Bonto kanang Desa Pa’rasangan BeruKecamatan Galesong Utara berperan aktif dan menyadari sepenuhnya tentang kseling.
  1. Tujuan Khusus.
    1. Masyarakat Dusun Bonto Kanang Desa Pa’rasangan  Beru mengertin dengan sepenuhnya tentang pentingnya kesling.
    2. Masyarakat Dusun  Bonto Kanang Desa Pa’rasangan Beru berperan aktif dalam penyuluhan kesling dan pelaksanaan Jum’at  bersih.
    3. Masyarakat Dusun Bonto kanang Desa Pa’rasang Beru dapat mengantisifasi masalah yang terjadi berhubungan dengan kesling. 
  2. Waktu Kegiatan.
Hari/Tanggal   :
Jam                  :
Tempat            :

  1. Strategi.
    1. Kelompok mempersiapkan meteri penyuluha kesling yang mengacu pada permasalahan yang ada di masyarakat.
    2. Menghubungi Kepala Desa dan dusun Bonto kanang rencana tempat pentuluhan dan jum’at bersih.
    3. Sebelum pelaksanaan, mahasiswa mengadakan briafing pada anggota kelompok tentang tugas masing-masing.
  2. Susunan Acara
    1. Pembukaan
    2. Presentase materi (penyuluhan) dan jum’at bersih
    3. Diskusi
    4. Penutup.
  3. Sasaran
    1. Masyarakat Dusun Bonto kanang
    2. Masyarakat yang mempunyai masalah kesling.
  4. Alat Bantu.
    1. Flpchart.
    2. Wirolees (pengeras suara).
    3. Alat kerja bukti.
  5. Pengorganisasian.
Penanggung jawab      :Abdul Syukur Bau, S.Kep
Sekretaris                    :Haerunnisa,S.Kep
Observer                      :Anwar Hafid,S.Kep
                                     Tinneke A. Tololiu,S.Kep
Presenter                     : Sahati,S.Kep
                                    : Herawati, S.Kep
                                    : Ramlah,S.Kep
                                    : Sri Wahyudiningsih,S.Kep
                                      Reytha V.Rondonuwu,S.Kep
Fasilitator                    : Semua mahasiswa
Perlengkapan               : A.Arnoli,S.Kep
                                       Megawati,S.Kep
                                       Nurlaelah,S,Kep

  1. Evaluasi.
A.    Struktur
-    Disepakati tempat penyuluhan dan jum’at bersih
-    Tersedianya tempat penyuluhan.
-    Mahasiswa melaksanakan tugas sesuai tugas masing-masing.
B.     Proses
-    Dilaksanakan penyuluhan dan jum’at bersih.
-    Masyarakat terlibat dalam kegiatan penyuluhan dan ju’at bersih.
-    Penyuluhan/Jum’at bersih dilakukan tepat waktu.
C.     Hasil
-    Tercapainya kegiatan yang selama ini yang dilaksanakan.
-    Tercapai keinginan masyarakat untuk mendapat penyuluhan kesling.
-    75 % masyarakat hadir.
-    Diketahuinya proses kegiatan yang telaksanakan.
.










































PRE PLANNING PENYULUHAN LANSIA

I. Latar belakang.
Penyelenggaraan upaya kesehatan di Indonesia tercermin dalam pembangunan kesehatan dengan bertujuan mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu dari tujuan nasional.
Proses manua atau lansia merupakan suatu peristiwa yang diolah setiap individu yang berusia panjang tanpa kecuali karena lansia merupakan tahap lanjut dan suatu `kehidupan yang di tandai menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stress, baik stress eksternal maupun internal.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi  termasuk perkembangan ilmu-ilmu kesehatan serta peningkatan status gizi masyarakat maka umur harapan hidup meningkat.
Berdasarkan data yang kami peroleh dengan menggunakan pendataan secara langsung di Dusun Bonto kanang maka dapatkan bahwa : 59 orang(  %) sedang lansia yang mempunyai keluhan 36 orang (  %), adapun keluhan penyakit yang dirasakan Antara lain rematik 13 orang( 36,9%), Hipertensi 4 orang (11,11%), TB Paru 1 orang (2,78%), sakit gigi 5 orang (13,8%), Dermatitis 1 orang (2,78%),Batuk 12 orang (33,33%), dan lain-lain.
Mengingat bahwa banyaknya keluhan yang dirasakan oleh lansia di Dusun Bonto Kanang dan meningkat perjalan penyaki, serta perawatan bagi golongan ini adalah berbeda dengan populasi perluh dilakukan.

II. Tujuan

      Tujuan Umum

            Setelah dilakukan penyuluhan  kesehatan tentang masalah – masalah kesehatan yang dirasakan  lansia, diharapkan  masyarakat Dusun Bontokanang  mampu merawat lansia.


   Tujuan khusus
      Setelah memperoleh penyuluhan  kesehatan tentang  proses penuaan  dan masalah lansia diharapkan bahwa lansia/masyarakat mampu:
1.       Menyebutkan pengertian proses lansia
2.       Menyebutkan perubahan – perubahan  yang terjadi pada lansia
3.       Menyebutkan tugas  perkembangan pada lansia
4.       Menyebutkan cara mengatasi perubahan – perubahan
5.       Menyebutkan jenis – jenis penyakit yang terjadi pada lansia
6.       Menyebutkan upaya pencegahan  penyakit dan kesehatan  usia lanjut.
7.       Mampu meningkatkan kesehatan usia lanjut.

III. SASARAN

Sasaran pada kegiatan penyuluhan ini adalah para lansia,keluarga lansia dan masyarakat Dusun Bontokanang.
IV.TRATEGI PELAKSANAAN
☼ Metode :
·         Ceramah
·         Tanya jawab
·         Diskus
   Media
·          Leafleat
·          Flipchart
    Waktu dan tempat            
·          Hari/tanggal : 13 November 2003
·          Waktu           :  Pukul 20.30 btawi
·          Tempat         :  Mesjid Raodatul Iman

V. EVALUASI

Struktur
o   Pre Planning
o   Undangan
Proses
·         Lansia, keluarga lansia, masyarakat dusun bontokanang  bekerjasama dngan mahasiswa
·         Pada kegiatan penyuluhan, lansia, kelurga lansia serta masyarakat dusun bontokanang  mengerti tujuan dan maksud  penyuluhan , dan menunjukkan  respon non verbal  dan verbal terhadap kegiatan
Hasil
o   50% para lansia,keluarga lansia dan masyarakat hadir.
o   80% peserta yang hadir dapat berperan aktif.
STRUKTUR ORGANISASI
Penanggung jawab : A. Arnoli
Pemberi materi       : Nurlaela    
Fasilitator                 :Sri wahyudingsih.,Reyta V.Rrondonuwu, Sanghati, Megawati,    Nurlalela, Ttinneke Tololiu
Observer                  : Herawati
Perlengkapan            : Anwar Hafid, Haerumnisa.